Dalam
arung jeram, selain ketidaklengkapan peralatan pengaman dan
kurangnya pengetahuan dasar, kesalahan menyiasati sungai
berjeram sangat berpotensi menimbulkan petaka.
"Masing-masing sungai memiliki tingkat kesulitan
berbeda-beda," kata Lody Korua. Karena itu, tingkat
keterampilan seseorang ikut menentukan karakter sungai macam
apa yang boleh diarungi jeram-jeramnya.
Menurut American Whitewater Affiliation's (AWA), ada enam
kelas sungai berdasarkan tingkat kesulitannya dilihat dari
besar-kecilnya riam.
Kelas I, adalah easy. Aliran airnya cepat
dengan riam kecil. Ada halangan di sana-sini, tapi pada
prinsipnya mudah diarungi dengan sedikit latihan.
Kelas II, novice. Ada sedikit riam serta
lorong lebar dan lurus. Pada tempat-tempat tertentu diperlukan
manuver, tapi riam kecil dan batuan mendongak dengan mudah
dilalui oleh pendayung terlatih.
Kelas III, intermediate. Aliran dengan riam
sedang dan tidak beraturan yang mungkin sulit untuk dihindari.
Cipratan air yang terjadi bisa membanjiri perahu. Berhubung
harus melakukan manuver yang rumit dalam arus yang deras,
perlu pengendalian kapal oleh pendayung mumpuni. Gelombang
besar dan hempasan jeram bisa muncul, tetapi bisa dihindari.
Contoh kelas ini adalah Sungai Ayung di Bali dan Citarik di
Sukabumi, Jawa Barat, meski ada yang menilainya masuk kelas
III plus.
Kelas IV, advanced. Beriam sangat cepat
dengan hole dan bebatuan, tapi bisa diprediksi
kelakuannya. Diperlukan pengendalian khusus terutama dalam
pusaran air. Manuver yang dilakukan sangat cepat dan penumpang
harus siap di bawah tekanan. Contoh untuk kelas ini adalah
Sungai Sa'dang di Sulawesi Selatan.
Kelas V, expert. Sungai ini memiliki riam
panjang dan besar dengan gelombang serta hole yang
tidak bisa dihindari. Sungai kelas ini sangat riskan untuk
dibisniskan. "Kalau pun boleh, perlengkapannya harus
benar-benar aman bagi penumpangnya," tambah Lody.
Kelas VI, merupakan kelas tertinggi, extreme.
Sangat berbahaya dan tim penyelamat harus siap siaga. Kelas
ini hanya khusus bagi pengarung jeram yang benar-benar pakar.
Pemahaman kelas sungai sangat penting, sebab seperti halnya
manusia, itulah karakter dan jiwa sungai. Dengan memahami dan
mengerti kelas sungai, pengarung jeram tidak seperti masuk
sungai tak bertuan.
|